Jakarta,- Mantan anggota DPR Fahri Hamzah mengirimkan surat terbuka kepada pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memprotes hasil tes wawasan kebangsaan (TWK). Dalam surat terbuka itu, Fahri menyinggung reaksi berlebihan para pegawai KPK yang membuat lembaga penegak hukum itu menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan.
“Bereaksi berlebihan membuat kalian katahuan bahwa selama ini memang lembaga penegak hukum itu telah lama menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan,” tulis Fahri di akun Twitter-nya, #FahriHamzah2021, Senin (31/5/2021).
Pada awal cuitannya, Fahri bahkan mengutip kata-kata bijak dari Ibu Negara Amerika Serikat 1933-1945, Anna Eleanor Roosevelt. "Otak BESAR bicarakan IDE. Otak SEDANG bicarakan PERISTIWA. Otak KECIL bicarakan ORANG. (Eleanor Roosevelt)," cuit Fahri yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gelora.
Dikatakan Fahri Hamzah, di dunia politik orang bersaing untuk menang sehingga terkadang aturan menjadi nomor belakang. Sementara, di dunia penegak hukum, ujarnya, kita tidak harus menang sebab yang penting adalah menegakkan aturan.
“Otot kalian sudah gak kuat. Otak kalian sudah gak mampu di medan itu. Kalau mau berpolitik ada 3 medan baru: LSM, media dan parpol,” tulis Fahri.
Dia menegaskan, ada tempat bagi pribadi-pribadi seperti pegawai KPK yang tidak mau diatur dan tidak suka dikangkangi aturan, ingin, bebas dan energinya besar. “Jadilah politisi di dunia bebas merdeka; jadi aktivis, pebisnis, atau politisi. Lebih cocok, karena dunianya adalah dunia persaingan, tidak teratur,” ujarnya.
Berikut kutipan lengkap tulisan Fahri Hamzah di akun Twitter #FahriHamzah2021:
SURAT TERBUKA KEPADA PEGAWAI KPK:
Selamat Menempuh Hidup Baru!
————————
Otak BESAR bicarakan IDE.
Otak SEDANG bicarakan PERISTIWA.
Otak KECIL bicarakan ORANG. (Eleanor Roosevelt)
Bereaksi berlebihan membuat kalian katahuan bahwa selama ini memang lembaga penegak hukum itu telah lama menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan.
Trus kami rakyat hanya disuguhi opera sabun. Masalah tidak selesai tapi tetap harus tepuk tangan.
Dulu, saya sampai marah kayak orang gila ngingatin kalian. Tapi ampun deh, lagi banyak yang tepuk tangan semua dianggap lawan kalau berbeda pandangan.
Sikat aja semua seolah dunia milik kalian saja sendiri. Negara hukum ini ada dasarnya. Kalian gak mau denger.
Sekarang, tiba masanya berakhir. Introspeksilah kawan. Ada masa kita harus tau diri, cukuplah. Kasi kesempatan generasi baru. Kita sudah tua.
Otot kalian sudah gak kuat. Otak kalian sudah gak mampu di medan itu. Kalau mau berpolitik ada 3 medan baru: LSM, Media dan Parpol.
Ada tempat bagi pribadi-pribadi kayak kalian yang gak mau diatur dan tidak suka dikangkangi aturan, ingin bebas dan energinya besar.
Jadilah politisi di dunia bebas merdeka; jadi aktifis, bisnis atau politisi. Lebih cocok karena dunianya adalah dunia persaingan, tidak teratur.
Di dunia politik orang bersaing untuk menang kadang aturan nomor belakang. Di dunia penegak hukum kita tidak harus menang sebab yg penting tegakkan aturan.
Kadang, di dunia penegakan hukum kita mengakui salah, mengakui gagal temukan alat bukti dan kita keluarkan SP3.
Aturan-aturan baru semacam SP3 inilah yang kalian tolak. Kalian anggap kalian pasti benar, kalian pasti menang.
Bahkan kalian berprinsip kalian tidak saja harus menang tapi yang lain harus kalah dan hancur. Inilah yang tidak lumrah di dunia hukum. Ini lumrah di dunia politik.
Cukuplah kawan. Jangan berpikir “harus ada kami” - tidak harus. Semua akan berjalan baik-baik saja. Tidak harus ada kita. Tidak harus kita. Jangan sombong seolah negeri ini akan hancur kalau kita tidak ada. Dunia ini milyaran tahun umurnya. Ribuan tahun yg ditulis sejarahnya.
Ucapkan selamat datang kepada generasi baru. Hentikan berpolitik di lembaga penegakan hukum.
Arah Baru penegakan hukum adalah hukum yang terbuka, transparan, imparsial dan bekerja dengan kaedah dan filsafat hukum itu sendiri. Selamat menempuh hidup baru!
Sumber: BeritaSatu.com